KARO - Paslon nomor 1, Abetnego Tarigan dan Edy Suranta Bukit, Kamis (24/10-2024) malam, punya janji afirmatif di acara debat perdana calon Bupati dan Wakil Bupati Karo tahun 2024, yang digelar KPU Karo di Emerald Garden Hotel, Medan.
Di acara debat yang disiarkan langsung oleh televisi nasional TVRI. Pemaparan visi misi, program kerja dan sesi tanya jawab antar paslon. Pasangan calon (Paslon) ABDI' dinilai bakal dapat merebut hati masyarakat.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies untuk Semua
|
Buktinya, usai debat publik, pasukan siber dan akun anonim bahkan akun real yang ada di media sosial Facebook. Mulai simpati dan memuji akan paparan visi misi dan program kerja Abetnego Tarigan.
Status yang diposting disejumlah kanal atau beranda akun facebook, rata-rata memuji akan penampilan Paslon 'ABDI'. Artinya, secara perlahan Paslon 'ABDI' sedikit banyaknya telah mempengaruhi pemilih dalam menentukan pilihan.
Masyarakat menyebut, pemaparan visi misi dan sesi tanya jawab antar paslon yang disampaikan mantan Deputi II KSP sangat begitu relevan dan sesuai fakta, yang menggunakan teknik pengumpulan data melalui metode kualitatif.
"Artinya, Abetnego Tarigan menguasai masalah yang saat ini dialami Tanah Karo. Karena kandidat yang bijak, adalah kandidat yang selalu tanggap dan peka serta mengerti akan impian dan harapan masyarakat, " ujar Sariani br Perangin-angin (68) mantan PNS Pemkab Karo, Sabtu (26/10-2024).
Menurutnya, melihat fenomena banyaknya janji kampanye yang diingkari diPilkada yang telah lewat. Sepantasnya masyarakat Karo mulai berpikir jernih terkait janji-janji yang disampaikan para calon beserta pendukung dan tim kampanyenya.
Karena, tidak selayaknya semua janji dapat dipercaya. Lihat dan selidiki dulu siapa dia, seperti apa sosoknya, termasuk perjalanan rekam jejaknya. Nah, dari hal-hal seperti itulah masyarakat memiliki bekal dalam mengambil keputusan.
"Apakah calon tersebut sosok yang setia pada janji, atau sering mengobral janji gombal. Disebut janji dalam politik adalah gagasan, konsepsi, cara, metode untuk menjawab harapan dan keinginan masyarakat. Dan itu harus dijawab kandidat saat terpilih nantinya, " ujarnya.
Oleh Karena itu, tambahnya lagi, setiap janji politik dalam kampanye. Secara sederhana bisa diidentifikasi apakah itu logis, sesuai dengan harapan atau ekspektasi masyarakat. Atau hanya sekedar ujaran atau wacana di ruang kosong.
"Kalau hanya itu, bukan sesuatu yang bisa menjawab harapan masyarakat. Artinya si calon pemimpin itu, kalau terpilih kerjanya hanya meninjau ruang kosong saja, " pungkas Sariani.
Nah, bebernya lagi, jika disimak lagi pada debat publik kemarin, Abetnego Tarigan mempunyai janji yang relevan atau afirmatif. Karena janjinya merupakan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi langsung yang digali dari aspirasi dan harapan masyarakat.
"Dan itu sudah pasti akan diwujudkannya jika ia terpilih. Buktinya, belum terpilihpun, ia telah mewujudkan sebagian impian dan harapan masyarakat. Contohnya PMTK, sekolah swasta GBKP dan Bank Sampah GBKP dan lain sebagainya yang belum terekspos, " ujar Beru Perangin-angin yang juga sebagai tokoh masyarakat di Desa Kutabuluh.
Disebutkannya, masyarakat dapat dan harus menelisik rekam jejak para kandidat. Kalau apa yang dijanjikan tidak sesuai dengan harapan meskipun hanya hal kecil. Sudah bisa diabaikan, walaupun yang bersangkutan memberikan bantuan sembako dan uang.
"Yakinlah, seorang kandidat tak akan bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat, jika tak mempunyai janji yang afirmatif dan logis. Jika tak ada bekal itu, so pasti hasilnya nanti akan mengecewakan, " tutupnya.
(Anita Theresia Manua)